Kamis, 02 Juli 2015

Asuhan Pada BBL Abnormal

NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN

Kelainan pada bayi dapat terjadi karena trauma lahir akibat tindakan atau cara persalinan atau karena gangguan fisiologi persalinan itu sendiri , misalnya kelainan letak  kelainan dengan ekstraksi vakum atau luka yang terjadi pada saat melahirkan amniosentesis , transfusi , intrauterin , akibat pengambilan darah vena atau kulit kepala fetus, dan luka yang terjadi pada waktu melakukan resusitasi aktif tidak termasuk dalam pengertian .
Bentuk kelainan karena trauma persalinan

1.                       CAPUT SUKSEDANEUM
Kaput suksedaneum merupakan benjolan yang ditus dikepala terletak pada presentasi kepala pada waktu bayi lahir . kelainan ini timbulakibat tekanan  yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler dan limfa disertai pengeluaran cairan tubuh kejaringan ekstra vasa .
Benjolan kaput berisi cairan serum dan sering bercampur sedikit darah . secara klinis benjolan ditemukan didaerah persentasi lahir ,pada perabaan teraba benjolan lunak , berbatas tidak tegas , berfluktuasi tetapi bersifat uedema tekan . kaput suksedaneum dapat terlihat segera setelah bayi lahir dan akan hilang sendiri dalam waktu 2 samapai 3 hari umunya tidak memerlukan  pengobatan khusus.


2.                       CEPHALHEMATOMA
Sefalohematoma merupakan suatu perdarahan subperiostal tulang tengkorak berbatas tegas  pada tulang yang bersangkutan dan tidak melewati sutura . sefalohematoma timbul pada persalinan dengan tindakan seperti tarikan vakum atau cunam , bahkan dapat pula terjadi pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepada bayi . akibatnya timbul timbunan darah didaerah subperiost yang dari luar telihat sebagai benjolan . secara klinis benjolan sefalohematoma berbentuk benjolan difus , berbatas tegas , tidak melampaui sutura karena periosttulang berakhir disutura . pada perabaan teraba adanya fluktuasi karena merupakan suatu timbunan darah yang letaknya dirongga subperiost yang terjadi ini sifatnya perlahan lahan benjolan timbul biasanya baru tampak jelas beberapa jam setelah bayi lahir ( umur 6 -8 jam ) dan dapat membesar samapai hari kedua dan ketiga . sefalohematoma biasanya tampak didaerah tulang parietal , kadang kadang ditemukan ditulang frontal . benjolan hematoma sefal dapat bersifat soliter atau multipel. Sefalohematoma pada umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus . biasanya mengalami resolusi sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan . sefalohematoma jarang menimbulkan perdarahan massif yang memerlukan transfusi ,kecuali pada bayi yang mempunyai gangguan pembekuan . pemeriksaan radiologik pada hematoma sefal hanya dilakukan jika ditemukan adanya  gejala  susunan syaraf pusat atau pada hematoma sefal yang terlalu besar disertai dengan adanya riwayat kelahiran kepala yang sukar dengan atau tanpa tarikan cunam yang sulit ataupun kurang sempurna .


3.                       TRAUMA PADA FLEXUS BRACHIALIS
Brachialis palsy ada 4 jenis , yakni;
a.                        Paralisis erb-duchene
Kerusakan cabang cabang c5 – c6 dari pleksus biokialis menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk fleksi , abduksi ,dan memutar lengan keluar serta hilang nya refleks biseps dan moro. Lengan berada dalam posisi abduksi , putaran kedalam ,lengan bawah dalam pranasi , dan telapak tangan kedorsal . pada trauma lahir erb , perlu diperhatikan kemungkinan terbukanya pula serabut syaraf frenikus yang menginervasi otot diafragma . pada trauma yang ringan pada pangkal syaraf , fiksasi hanya dilakukan beberapa hari atau 1 – 2 minggu untuk member kesempatan penyembuhan yang  kemudian diikuti program mobilisasi atau latihan . secara klinis disamping gejala kelumpuhan  erb akan terlihat pula adanya sindrom gangguan nafas . penanganan terhadap trauma fleksus brakialis ditujukan untuk mempercepat penyembuhan serabut syaraf yang rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti kontraksi otot . upaya ini dilakukan antara lan dengan jalan imobili program latihan . pada trauma ini imobilisasi dengan cara fiksasi lengan yang sakit dalam posisi yang berlawanan dengan posisi  karakteristik kelumpuhan erg . lengan yang sakit difiksasi dalam posisi abduksi 900 disertai eksorotasi pada sendi bahu , fleksi 900.
b.                       Paralisis klumpke
Kerusakan cabang cabang c8 – 1h1 pleksus brakialis menyebabkan kelemahan lengan otot otot fleksus pergelangan , maka bayi tidak dapat mengepal . penyebabnya adalah tarikan yang kuat daerah leher pada kelahiran bayi menyebabkan kerusakan pada fleksus brakialis . sering dijumpai pada letak sungsang atau pada letak sungsang atau pada letak kepala kepala distosia bahu . secara klinis terlihat refleks pegang menjadi negative , telapak tangan terkulai lemah , sedangkan refleks biseps dan radialis tetap positif . jika serabut simpatis ikut terkena , maka akan terlihat sindrom horner yang ditandai antara lain oleh adanya gejala prosis , miosis , enoftalmus , dan hilang nya keringat didaerah kepala dan muka homolateral dari trauma lahir tersebut . penatalaksanaan trauma lahir klumpke berupa imoilisasi dengan memasang bidang pada telapak tangan dan sendiri tangan yang sakit pada posisi netral selanjutnya diusahakan program latihan .
c.                        Paralisis nervus frenikus
Trauma lahir saraf frenikus terjadi akibat kerusakan serabut saraf c3 ,4 , 5 , yang merupakan salah satu gugusan saraf dalam fleksus brakialis . serabut syaraf frenikus berfungsu menginervasi itot dafragma , sehingga pada gangguan radiologic , yang menunjukkan adanya elevasi diafragma yang sakit serta pergeseran mediastinum dan jantung kearah yang berlawanan . pengobatan ditujukan untuk memperbaiki keadaan umum bayi. Bayi yang diletakkan miring kebagian yang sakit , disamping diberikan terapi o2 .pemberian cairan intra vena pada hari hari pertama dapat dipertimbangkan bila keadaan bayi kurang baik atau dikhawatirkan terjadinya asidosis . jika keadaan umum telah membaik , pemberian minum per oral dipertimbangkan .
d.                       Kerusakan medula spinalis
Gejala tergantung bagian mana dari medulla spnallis yang rusak , dijumpai gangguan pernafasan , kelumpuhan kedua tungkai dan retensiourin . hal ini dapat terjadi letak sungsang , persentasi muka dan dahi , atau pada distosia persalinan , disebabkan tarikan , hiperfleksi, atau hiperekstensi  yang berlebihan . penanganan dengan berkonsultasi pada bagian neorologi .
e.                        Paralisis pita suara
Terjadi kerusakan pada cabang lain.vagus menyebabkan gangguan suara ( afonia ) , stridor inspirasi , atau sindroma gangguan pernafasan . hal ini disebbabkan tarikan , hiperfleksiatau hiperekstensi yang berlebihan didaerah leher sewaktu persalinan . kelainan ini dapat menghilang sendiri setelah 4 – 6 minggu tetapi pada yang berat memerlukan penanganan khusus seperti trakeostomi  .


4.                       FRAKTUR KLAVIKULA DAN FRAKTUR HUMERUS

a.            Fraktur tulang klavikula
Mrupakan trauma lahir pada tulang yang tersering ditemukan dibandigkan dengan trauma tulang lainnya . trauma ini ditemukanpada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu melahirkan  bahu, atau sering pula ditemukan pada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu melahirakan bahu  atau sering juga pada lahir letak sungsang dengan tangan menjugkit keatas . jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur freenstick , walaupun kadang kadang dapat jugaterjadi suatu fraktur total , fraktur ini ditemukan 1 – 2 minggu kemudian setelah teraba adanya pembentukan kalus . gejalanya gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama , refleks moro asimetris , bayi menangis pada perabaan tulang klavikula , gerakan pasif tangan yang sakit disertai dengan riwayat persalinan yang sukar . pengobatannya imobilisasi lengan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembentukan kalus , lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi abbduksi 600 dan fleksi pergelangan siku 90  derajat , umumnya pada waktu 7 – 10 hari rasa sakit telah berkurang dan pebentukan kalus telah terjadi .


b.           Fraktur  tulang humerus

Terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit keatas . kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit dengan merupakan terjadinya tulang humerus yang fraktur .  gejalanya  berkurangnya gerakan tangan yang sakit , refleks moro asimetris , terabanya deformitas dan krepotasi didaerah fraktur disertai rasa sakit , terjadinyatangisan bayi pada gerakan pasif , letak fraktur didaerah diafisi . diagnose pasti ditegakkan dengaan pemeriksaan radiologic .pengobatannya imobilisasi selama 2 – 4 minggu  dengan fiksasi bidai , daya penyembuhan  fraktur  tulang yang bagi yang berupa fraktur fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas , umumnya akan baik .


Sumber:

Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA NEONATUS , BAYI , BALITA , DAN PRA SEKOLAH

PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA NEONATUS , BAYI , BALITA , DAN PRA SEKOLAH


Proses priode tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur , saling barkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi samapai dewasa . tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa priode . berdasarkan kepustakaan , maka priode tumbuh kembang anak dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1.                       Masa prenatal atau masa intra uterin ( masa janin dalam kandungan ).
Masa ini dibagi menjadi 3 priode , yaitu;
a.                        Masa zygot atau mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur  kehamilan 2 minggu.
b.                       Masa embrio , sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme , terjadi diferesiensi yang berlangsung dengan cepat , berbentuk system organ dalam tubuh .
c.                        Masa janin atau fetus , sejak umur kehamilan 9/12 minggu . sampai akhir kehamilan .
2.                       Masa bayi ( infancy) umur 0 sampai 11 bulan
masa ini dibagi menjadi menjadi 2 priode , yaitu;                                                                              Masa neonatal , umur 0 sampai 28 hari .
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah , serta mulai nya berfungsi organ organ . masa neonatal dibagi menjadi 2 priode ;
1.masa neonatal dini , umur 0 sampai 7 hari .
2. masa neonatal lanjut , umur 8 sampai 28 hari .
3. masa post ( pasca ) neonatal , umur 29 hari  sampai 11 bulan . pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkat nya fungsi system saraf . seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenal nya beruntung lah bayi yang mempunyai orangtua yang hidup rukun , bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak pada masa ini.
4.masa anak dibawah 5 tahun ( anak balita , umur 12 – 59 bulan ). 
Pada masa ini kecepatan , pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik ( gerak kasar dan gerak halus ) serta fungsi ekskresi .priode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa masa balita . pertumbuan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjut nya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan , pertumbuhan dan perkembangan sel sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang cabang nya , sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks , jumlah dan pengaturan hubungan hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak ,mulai dari kemampuan belajar berjalan , menegenal huruf, hingga bersosialisasi .hingga masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa , kreatifitas , kesadaran sosial emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya .perkembangan moral serta dasar dasar  kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini , sehingga setiap kelainan atau penyimpanagan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik , akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
5.masa anak prasekolah ( anak mur 60 72 bulan ).

Pada masa ini , pertumbuhan berlangsung dengan stabil ,terjadi perkembangan   dengan aktifitas jasmani yang bertamabah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir . memasuki masa prasekolah , anak mulai menunjukkan keinginannya , seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan nya . pada masa ini , selain lingkungan didalam rumah maka lingkungan diluar rumah mulai diperkenalkan . anak mulai senang bermain diluar rumah . anak mulai berteman , bahkan banyak diluar rumahdengan cara membawa anak ketaman taman kota atau ketempat tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak . sepatut nya lingkungan lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak ( child friendly environment). Seakin banyak taman kotaatau taman bermain dibangun untuk anak , semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak . pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah , untuk itu panca indra dan system reseptor penerima rangsangan serta proses  memori sudah harus siap sehingga anak mampu belajar dengan baik . perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain . orangtua dan keluarga diharapkan  dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak  mengalami kelainan atau gangguan. 


Sumber:

Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Asuhan Langsung Pada BBL



MEMBUAT RENCANA ASUHAN BBL 2-6 HARI

Asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus dilakukan secara menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus diinformasikan dan diajarkan pada orangtua bayi sehingga saat kembali kerumah orangtua sudah siap dan dapat melaksanakan nya sendiri. 

RENCANA ASUHAN 2-6 HARI
Pada hari ke 2-6 hari setelah persalinan ada hal hal yang perlu diperhatikan pada bayi,yaitu;

a.MINUM
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh ) dan tentu saja ini lebih berarti pada menyusui sesuai kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),bergantian antara payudara kiri dan kanan.seorang bayi yang sesuai permintaannya bisa menyusui sebanyak 12-15x dalam 24 jam.biasanya, ia langsung mengosong kan payudara pertama dalam beberapa menit .frekuensi menyusui itu dapat diatur sedemikian rupa dengan dengan membuat jadwal rutin,sehingga bayi akan menyusui sekitar 5-10x dalam sehari .

b.BUANG AIR BESAR
feses bayi dalam 2 hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek.zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungangan.setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat,berbiji atau seeded bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi cairan, feses bayi yang diberi ASI esklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta atau krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangakan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat , bergumpal gumpal atau agak liat dan bulat.makanya bayi yang menkomsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan ASI tidak.


C. BUANG AIR KECIL
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10x sehari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popok nya.bayi mulai memiliki fungsi ginjal yang sempurna selama 2 tahun pertama kehidupannya. Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12-24 jam.


d.TIDUR
dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata rata tidur selama 16 jam sehari .pada umumnya bayi terbangun samapai malam hari pada usia 3 bulan.


e.KEBERSIHAN KULIT
muka, pantat dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh setiap hari tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan .selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi


f.KEAMANAN
jangan sekali kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu hindari pemberian apapun kemulut bayi tanpa ada yang menunggu hindari pemberian apapun kemulut bayi selain ASI . karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat ditempat tidur bayi.


g.TANDA TANDA BAHAYA
sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.


· Bila bayi tersebut menangis atau bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30x/menit ), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
· Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah langkah resusitasi bayi tersebut.
· Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi bayi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk meminta bantuan,khususnya bila ibu tersebut memilikiriwayat eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet,persalinan dini atau infeksi .
· Jika bayi tidak segera bernafas , lakukan hal hal sebagai berikut

§ Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat .
· Tanda tanda bahaya yang harus dikenali ibu yaitu;

§ Pemberian ASI sulit , sulit menghisap ,atau hisapan lemah

§ Kesulitan bernafas , yaitu pernafasan cepat > 60 / menit atau menggunakan otot nafas tambahan .

§ Letargi bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan .

§ Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis ) atau bayi sangat kuning .

§ Suhu terlalu panas (febris )atau terlalu dingin (hipotermia)

§ Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa .


PENANGANAN
· Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam ( paling sedikit setiap 4 jam )mulai dari hari pertama .
· Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu .
· Jaga bayi dalam keadaan bersih , hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi ,ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan ). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut harus bersih .
· Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering .
· Peganggalah , sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi dan minta bantuan jika perlu .
· Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi .
· Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui kurang baik.


Sumber:
Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.